DAUN

Ketika tiba saat sehelai daun lepas dari tangkai

Saat itulah dia mencari sebuah tempat baru

Tempat yang memberikan kenyamanan hati

Dan sebagai  tempat bersandar sampai mati

Perjalanan itu ternyata tidaklah mudah

Berbagai pelabuhan telah dicoba untuk bersinggah

Namun belum satupun yang terasa indah

Bahkan beberapa membuatnya rapuh dan lemah

Saat masih hijau ada sebuah tempat yang elok

Namun ternyata tidak juga dia merasa cocok

Hingga angin membawanya kembali

Mencari pelabuhan lain lagi

Saat mulai menguning dia tiba di tempat yang berwarna

Tempat yang bisa membuatnya ceria dan merasa berbeda

Pelabuhan yang diyakini akan menjadi yang paripurna

Sayangnya, ada satu perbedaan yang tak dapat dia terima

Daunpun meminta angin membawanya kembali

Menuju sebuah tempat yang tidak dia ketahui

Bahkan anginpun tak tau mau kemana

Membawa daun yang sedang gundah gulana

Kini, angin menawarkan untuk singgah di satu tempat

Tempat yang terlihat begitu sempurna

Namun daun memutuskan sementara melihat

Karena daun takut harus pergi lagi dari sana

Daun sudah lelah dan letih

Dia hanya ingin singgah di tempat terakhir

Tak mau lagi dia mencari

Karena kini dia sudah tidak hijau lagi

Bandung, 6 November 2011

Puisi Chairil Anwar

Walaahh,,udah lama rupanya ga nulis. Lagi ga mood hehehe. Moodnya lebih banyak berkicau di twitter. :)

Okey, saat ini ga tau kenapa sayah lagi suka banget ama puisi karya Chairil Anwar yang judulnya Aku. Baru tercerahkan, ternyata susunan kata-katanya itu dalem banget. Ada makna tersembunyi disitu yang bisa ditafsirkan dalam berbagai kondisi. Pemilihan kata-katanya begitu indah dan terangkai sempurna menjadi lantunan bait-bait puisi. Emang ga salah kalau beliau menjadi salah seorang pujangga besar Indonesia.

Baiklah, kalau begitu sayah tuliskan lagi saja puisi berjudul Aku, yang terdapat di buku "Chairil Anwar: Aku Ini Binatang Jalang" yang saya punya. Menurut buku kumpulan puisi-puisi karya Chairil Anwar tsb, puisi Aku ini ditulis pada bulan Maret 1943. :)