Kamis, Juli 09, 2009

Presiden Terpilih (?)

Akhirnya, terpilih juga presiden pilihan rakyat(?). Yah sebagai warga negara yang kurang baik karena ga ikut mencontreng, sayah mengucapkan selamat lah buat pasangan nomer 2.

Semoga aja:
- janji kampanye nya bisa dipenuhi
- BUMN bisa berjaya di negeri sendiri, bukannya malah gulung tikar ato malah jadi BUMNL (Badan Usaha Milik Negara Lain)
- kebebasan pers tidak dibredel
- mengerti benar dan melaksanakan amanat yang tertuang dalam Pasal 33 UUD'45
- membuktikan kalo mereka bukan pasangan yang merupakan antek asing
- dll.

Dan juga semoga ini semua bukan hanya mimpi sayah saja.

Selasa, Juli 07, 2009

Pesta Demokrasi (?)

Besok, 8 Juli 2009, adalah hari yang sangat penting bagi Indonesia. Pada saat itulah ratusan juta warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dan namanya terdaftar di TPS berhak memilih presiden selanjutnya. Ada 3 pasang capres/cawapres yang akan bersaing.

Kampanye sudah dilewati ketiga pasang calon pemimpin negara kita itu untuk merebut simpati rakyat. Ada yang sehari bisa mengunjungi 5 kota berbeda, ada yang menjiplak gaya kampanye dari negeri adidaya, dan ada juga yang hanya berteriak tanpa menghadirkan solusi. Ada yang melarang pendukungnya menginjak rumput saat kampanye akbar, ada yang memindahkan tempat kampanye, dan ada juga yang rela membayar denda 150 juta demi kenyamanan pendukungnya untuk bebas menginjak apa saja.

Berbagai kontroversi menjadi bumbu dalam kampanye tahun ini. Mulai dari isu agama, isu SARA, isu penolakan televisi terhadap iklan salah satu capres/cawapres, isu email yang bocor, sampai isu DPT yang seakan tidak pernah selesai.

Para penikmat dunia perpolitikan dan juga rakyat pemilik televisi dimanjakan dengan debat capres dan cawapres yang disiarkan secara langsung. Meski pada awalnya banyak yang mengkritik debat capres hanyalah sebuah tanya jawab, tapi pada akhirnya banyak pihak yang mulai bisa menilai performa capres/cawapres melalui debat tersebut. Bahkan tidak sedikit orang yang berpindah ke lain hati setelah menyimak performa capres dalam sesi debat langsung tersebut.

Lalu, apakah saya sudah menentukan pilihan? Ya, tentu saja!
Setelah mengamati perkembangan politik negeri ini, mulai dari proses hadirnya capres dan kemudian cawapres yang dipilih sampai H-1 pilpres hari ini, saya telah menentukan untuk memilih: GOLPUT!

Bukan, bukan karena tidak adanya visi misi atau penampilan capres yang tidak sreg di hati saya. Bukan pula karena saya seorang antidemokrasi. Pilihan itu saya ambil hanya karena hari pencontrengan yang dilakukan di hari Rabu, tepat di tengah minggu dimana tidak ada hari libur sebelum maupun setelahnya. Masih terlalu sayang buat saya membuang uang untuk transport Jakarta-Bandung pp hanya untuk mencontreng. Untuk mengambil cuti pun rasanya kurang pas karena harus mengambil 2 hari dari jatah cuti tahunan saya.

Maaf Indonesia, pesta demokrasi tahun ini belum bisa meyakinkan saya untuk rela berkorban demi mengambil satu pilihan untuk masa depanmu.